Senin, 30 November 2015

KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KONSUMEN

KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KONSUMEN
Fakultas Ekonomi - Manajemen
Universitas Gunadarma
Mata Kuliah: Perilaku Konsumen
Dosen : Ambo Sakka H.

Kelompok                    : 3
Anggota                      : Isnan Salafi  (14213560)
                                    : Mulya Rachim (16213206)
                                    : Risqih Maulana (17213821)
                                    : Riza Arisandy (17213865)
                                    : Suryana (18213709)
                                    : Fahmi Arif Muhammad (13213074)
                                    : Budhi Hendratama (11213798)

Kelas                           : 3EA19

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya kepribadian dapat dijelaskan sebagai karakteristik psikologi yang menentukan dan menggambarkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Walaupan kepribadian cendrung konsisten dan bertahan lama. Tetapi dapat berubah dengan tiba-tiba sebagai respon terhadap berbagai peristiwa hidup yang utama maupun secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu. Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.

Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen berarti keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.

Setiap individu mempunyai citra diri yang dirasakan sebagai salah satu orang tertentu sifat-sifat, kebiasaan, pemilikan barang, hubungan dan cara berperilaku tertentu. Para konsumen sering berusaha memelihara, meningkatkan, atau memperluas citra diri.





BAB II LANDASAN TEORI

2.1  Kepribadian

                        Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk , 2000).
Berdasarkan definisi ini maka nampak bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain. Dalam studi kepribadian terdapat tiga hal berbeda yang sangat penting, yaitu kepribadian mencerminkan perbedaan individu, kepribadiaan bersifat konsisten dan bertahan lama dan kepribadian dapat berubah.

2.2 Teori Kepribadian

                        Secara singkat tiga teori kepribadian yang utama, yaitu:

1. Teori Freud

Teori psikoanalisis mengenai kepribadian dari Sigmund Freud merupakan dasar dari psikologi modern. Teori dibangun atas dasar pemikiran bahwa kebutuhan dan dorongan yang tidak disadari, terutama dorongan seksual dan biologis lainnya. Freud mengemukakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem yang saling mempengaruhi, yaitu id, superego, dan ego.

2. Teori Kepribadian Neo-Freud

Beberapa rekan Freud tidak sepakat dengan pendiriannya bahwa kepribadian terutama bersifat naluriah dan seksual. Sebaliknya penganut Neo-Freud ini percaya bahwa hubungan sosial menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Harry Stack Sullivan, pengikut Neo-Freud lainnya, menekankan bahwa manusia terus menerus berusaha membangun hubungan yang berarti dan bermanfaat dengan orang lain. Ia, terutama tertarik pada berbagai usaha mengurangi tekanan, seperti kegelisahan. Karen horney juga tertarik pada kegelisahan. Ia memfokuskan pada pengaruh hubungan anak dan orang tua, dan individu untuk mengatasi perasaan gelisah. Horney mengemukan bahwa para individu dikelompokkan ke dalam tiga golongan kepribadian, yaitu patuh, agresif, dan lepas dari orang lain.

3. Teori Sifat

Teori sifat merupakan awal penting berpisahnya dari pengukuran kualitatif yang menjadi ciri khas gerakan pengikut Freud dan Neo-Freud. Teori ini memfokuskan pada pengukuran kepribadian menurut karakteristik psikologis yang khusus yang disebut sifat. Sifat didefinisikan sebagai cara yang khas dan relatif bertahan lama yang dapat membedakan seorang individu dari individu lainnya.

2.3  Kepribadian dan Memahami Perbedaan Konsumen

            Beberapa sifat kepribadian khusus yang memberiakan wawasan mengenai perilaku konsumen, yaitu:
1.                  Keinovatifan Konsumen dan Sifat Kepribadian yang Berkaitan
Sifat-sifat kepribadian yang berguna untuk membedakan antara inovator konsumen dan bukan inovator meliputi sifat konsumen yang berupa keinovatifan, dogmatisme, karakter sosial, tingkat stimulasi potimum, dan sifat mencari variasi kesenangan baru.
2.                  Faktor Kepribadian Kognitif
Para peneliti konsumen semakin tertarik pada cara faktor-faktor kepribadian kognitif mempengaruhi beberapa aspek perilaku konsumen. Khususnya dua sifat kepribadian kognitif, yaitu kebutuhan akan kognisi dan orang yang suka visual versus orang yang suka verbal telah bermanfaat dalam memahami berbagai aspek perilaku konsumen yang dipilih.
3.                  Dari Materialisme Konsumen sampai ke Konsumsi Kompulsif
Para peneliti konsumen menjadi semakin tertarik untuk mempelajari berbagai sifat konsumsi dan sifat kepemilikan yang saling berkaitan. Sifat-sifat ini berkisar dari materialisme konsumen sampai ke perilaku konsumsi yang mendalam ke perilaku konsumen yang kompulsif.
4.                  Respon Terhadap Produk Buatan Luar Negeri
Dalam usaha membedakan antara segmen konsumen yang cendrung mau menerima berbagai produk buatan luar negeri dan konsumen yang tidak, para peneliti telah menyusun dan menguji skala ethnosentrisme konsumen.

2.4 Perilaku Konsumen
Adapun pengertian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang.
1. James F Engel
Perilaku konsumen di definisikan tindakan-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8).

2.David L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa (1984:6).

3.Gerald Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya. (1979:6)
Dari beberapa Definisi tersebut di atas maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat di pengaruhi lingkungan. 

2.1 Kepribadian Merk
Dalam teori Freud pernah memperkenalkan gagasan kepribadian produk, para konsumen juga mendukung gagasan kepribadian merk, dimana mereka menghubungkan berbagai sifat atau karakteristik mirip kepribadian , pada berbagai merk di berbagai macam golongan produk.
Beberapa bentuk dari kepribadian merk, yaitu personifikasi merk, keperibadian produk dan gender, serta kepribadian dan warna.

2.2  Diri dan Citra Diri
Para konsumen mempunyai berbagai macam citra diri yang sangat erat hubunhanya dgn kepribadian. Adapun diri dan citra diri tersebut, meliputi satu atau banyak pribadi, susunan citra diri, perluasan diri , mengubah diri serta keangkuhan dan perilaku konsumen.

2.7 Kepribadian atau Diri yang Sesungguhnya
            Dengan meluasnya minat untuk menggunakan internet sebagai bentuk hiburan dan sebagai wahana sosial untuk bertemu orang-orang baru yang mempunyai minat yang sama.
            Contoh pokok persoalan dari skala kesombonga, yaitu pokok persoalan yang berkaitan dengan fisik, pokok persoalan pandangan fisik, pokok persoalan yang berkaitan dengan pencapaian prestasi, dan pokok persoalan pandangan terhadap prestasi.










BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

3.1       Definisi Kepribadian
                        Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya sedangkan perilaku konsumen perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.

3.1.1    Sifat-sifat Dasar Kepribadian
                        Adapun sifat-sifat dasar dari kepribadian, yaitu:
1.      Kepribadian mencerminkan sifat individu
Karena karakteristik dalam diri yang membentuk kepribadian individu merupakan kombinasi unik berbagai faktor, tidak ada dua individu yang betul-betul sama.
2.      Kepribadian bersifat Konsisten dan tahan lama
Kepribadian individu cenderung konsisten dan tahan lama. Sudah tentu seorang ibu yang berkomentar bahwa anaknya keras kepala sejak lahir menunjang bahwa anggapa itu konsisten dan bertahan lama. Kedua sifat ini sangat penting jika para pemasar harus menjelaskan perilaku konsumen berdasarkan kepribadian.


3.      Kepribadian dapat berubah
Kepribadian dapat berubah pada berbagai keadaan tertentu. Sebagai contoh, kepribadian individu tertentu mungkin berubah karena adanya berbagai peristiwa hidup.
                      
3.1.2    Aspek-aspek Kepribadian Konsumen
            Adapun aspek-aspek dari kepribadian konsumen, yaitu:
1.          Identifikasi
Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.
2.          Represi
Individu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.
3.          Displacement
Individu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok
dengan mengkonsumsi permen rokok.
4.           Prosyeksi
Individu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.
5.           Rasionalisasi
Individu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.

3.1.3        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:
1.                Pengaruh lingkungan
Terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2.                Perbedaan dan pengaruh individu
Terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3.               Proses psikologis
Terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

3.1.4   Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dan Purchasing Behavior(Perilaku pembelian)
Secara umum ada tiga cara  pengambilan keputusan konsumen, yakni:
1.               Economics Models
Pengambilan keputusan diambil berdasarkan alasan ekonomis dan bersifat lebih rasional.
2.               Psychological Models
Diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya.
3.               Consumer Behavior Model
Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktor ekonimis rasional dan  psikologis.

Proses sederhana pengambilan keputusan melalui tiga tahap, yaitu:

Input ( Pengaruh Eksternal)

Process ( Pengambilan Keputusan Konsumen)

Output ( Prilaku Setelah Keputusan )

Input adalah proses pertama dari konsumen, berikut adalah unsur-unsurnya:
a.  Usaha Pemasaran Perusahaan: produk,promosi, harga, saluran distribusi
b.   LingkunganSosio Budaya: keluarga, sumber informasi, sumber nonkomersial, kelas sosial,subbudaya dan budaya
Proses terdiri dari tiga komponen yang saling berkaitan:
1.      Faktor Psikologis:  Motivasi,  Persepsi’Pengetahuan, Kepribadian, dan sikap
2.      Pengenalan kebutuhan, penyelidikan sebelum pembelian, evaluasi terhadap kebutuhan
3.      Pengalaman. Dalam prakteknya,  bisa berasal dari OUTPUT dan mempengaruhi factor psikologis dalam proses.
Output merupakan pembelian yang diputuskan, evaluasi setelah pembelian. Ini akan menjadi kontribusi penting dalam unsure pengalaman di tahap process, yang pada akhirnya akan mempengaruhi faktor psikologis dalam proses pengambilan keputusan berikutnya.

3.1.5        Memahami Kepribadian dan Perilaku Konsumen
Beberapa pertanyaan dasar yang penting untuk diketahui sebagai landasan dalam memahami konsumen, yaitu:
1.         Mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen
2.         Mengetahui apa selera konsumen
3.         Bagaimana konsumen mengambil keputusan
Ada 3 macam cara memahami kepribadian dan perilaku konsumen, yaitu:
1.                  Selalu Menempatkan Diri pada Posisi Konsumen
Mulailah mencermati segala hal yang dilakukan dengan bisnis seolah-olah anda adalah seorang konsumen. Anda akan terkagum-kagum bahwa cara itu membuka kesadaran anda. Contoh jika anda memiliki usaha restaurant, coba sesekali anda “menyamar” sebagai pembeli di restauran anda sendiri dan anda akan memperoleh banyak sekali informasi. Atau juga jika Setiap kali membuat suatu keputusan penting dalam bisnis yang mempengaruhi konsumen, berhentilah sejenak dan pikirkan tentang semua kemungkinan yang terjadi. Tulis kemungkinan baik yang negatif dan juga yang positif, koreksi kemudian buatlah keputusan.
2.                  Berbicaralah pada Konsumen
Sesibuk apapun yang anda lakukan, luangkanlah sedikit waktu untuk berbicara dengan ‘duit’ anda (maksudnya pelanggan). Kenali mereka lebih dekat dan mengapa mereka memilih bisnis kita. Meluangkan beberapa menit untuk berbicara dengan konsumen dapat memberi kita banyak informasi. Kita membutuhkan umpan balik dari para konsumen. Kita perlu mengetahui apakah ada masalah yang mereka alami atau apa yang mereka inginkan.
3.                  Apa yang diharapkan konsumen dari anda
Cara terbaik untuk mengetahui harapan dari para konsumen anda adalah bertanya kepada mereka. Bentuk formulir/angket sederhana (multiple choice or simple essay) dapat memberikan kita banyak informasi. Mintalah konsumen memberi penilaian dari yang sangat penting sampai yang tidak begitu penting. Semakin banyak survei yang dilakukan semakin akurat informasi yang anda dapatkan.


3.2               KESIMPULAN

Kepribadian dapat dijelaskan sebagai karakteristik psikologis yang menen tukan dan menggambarkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Walaupun kepribadian cenderung konsisten dan bertahan lama, tetapi dapat berubah dengan tiba -tiba sebagai respon terhadap berbagai peristiwa hidup yang utama maupun secara berangsur-angsur dari waktu ke waktu.
Kepribadian produk dan merk memberikan peluang yang nyata kepada para pemasar untuk memanfaatkan kaitan konsumen dengan be rbagai merk yang mereka tawarkan. Citra diri yang dirasakan individu menentukan bagaimana ia berperilaku terhadap sebuah produk. Sehingga sudah menjadi tugas pe masar untuk dapat menilai hal-hal yang dibutuhkan konsumen sesuai dengan kepriba dian maupun citra dirinya yang kemudian digunakan untuk memperoleh keuntungan me lalui produk-produk yang menjadi pilihan konsumen.


DAFTAR PUSTAKA

http://www.tugaskuliah.info/2010/01/makalah-perilaku-konsumen-dalam-ilmu.html

http://afiarini.wordpress.com/2009/12/12/kepribadian-dan-perilaku-konsumen/

http://www.scribd.com/doc/28601689/kepribadian-dalam-perilaku-konsumen

Oentoro, Deliyanti, 2012, ”Manajamen Pemasaran Modern,” Yogyakarta: LaksBang PRESSindo
Clindif, W. Edward; Still, Richard R & Covont, Norman A., 1998, ”Fundamentals Of Modern Marketing,” Yogjakarta: Liberty.
Husein umar. 2000.Riset Pemasaran dan prilaku konsumen. Gramedia Pustaka. Jakarta.

PENGARUH BUDAYA DAN SUB BUDAYA PADA PERILAKU KONSUMEN

 Pengaruh Budaya dan sub Budaya pada Perilaku Konsumen
KELOMPOK 3
Kelas : 3EA19
Anggota Kelompok :
1.      Risqih Maulana (17213821)
2.      Budhi Hendratama (11213798)
3.      Fahmi Arif Muhammad (13213074)
4.      Isnan Salafi (14213560)
5.      Mulya Rachim (16213206)
6.      Riza Arisandy (17213865)
7.      Suryana (18213709)

PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Dengan kata lain faktor budaya merupakan faktor paling utama dalam perilaku pengambilan keputusan dan perilaku pembelian. Menurut suatau analisis, lahirnya masyarakat konsumsi pertama kali muncul di Inggris pada abad ke XVII ketika ada bebarapa kejadian penting yang berlangsung. pengaruh budaya dapat mempengaruhi berbagai makna budaya dalam masyarakat dalam suatu proses yang berkesinambungan dan timbal balik yang hamper mirip dengan analisis roda konsumen. Budaya konsumsi yang muncul juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran, konsumsi massal meningkat sejalan dengan semakin banyaknya orang yang memiliki pendapatan. Gambaran singakat kejadian yang kompleks di awal terbentuknya masyarakat konsumsi modern menunjukan pentingnya budaya dalam uapaya memahami perilaku konsumen.
Konsumen adalah makhluk social, yaitu makhluk yang hidup bersama dengan orang lain, berinteraksi dengan sesamanya. Orang-orang sekeliling inilah yang disebut sebagai lingkungan social konsumen. Konsumen saling berinteraksi satu sama yang lain, saling mempengaruhi dalam membentuk perilaku, kebiasaan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai yang dianggap penting. Salah satunya unsur lingkungan social adalah budaya.

PEMBAHASAN

    Pengertian Budaya

salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya ( culture ). Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya buka hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, indang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa.  Menurut Peter dan Olson (1999) ,arti/makna budaya adalah jika sebagian besar dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok sosial memiliki pemahaman mendasar yang sama terhadap makna tersebut.
Engel,Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya , yaitu :

    Kesadaran diri dan ruang (sense of self and space).
    Komunikasi dan bahasa.
    Pakaian dan penampilan.
    Makanan dan kebiasaan makan.
    Waktu dan kesadaran akan waktu.
    Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah.
    Nilai dan norma.
    Kepercayaan dan sikap.
    Proses mental dan belajar.
    Kebiasaan kerja.


    Pembelajaran Berbasis Budaya

Pembelajaran berbasis budaya  merupakan  strategi penciptaan lingkungan belajar dan  perencangan pengalaman belajar  mengintregasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada pengakuan terhadap budaya sebagai  bagian yang  fundamental  (mendasar dan penting) bagi pendidikan, ekspresi  dan komunikasi suatu gagasin, dan perkembangan  pengetahuan.
Pembelajaran berbasis budaya  sebagai  strategi  pembelajaran  mendorong terjadinya proses imaginative, metaforik, berpikir kreatif, dan juga sadar budaya.
Pembelajaran berbasis budaya  dapat  dibedakan menjadi tiga  macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar  dengan budaya, dan belajar melalui budaya.

    Dinamika Kebudayaan

Yang dinamakan kebudayaan sesungguhnya adalah dinamika manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan.Dinamika ini terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya.
Dinamika kebudayaan juga sering disebut dengan perubahan kebudayaan.Setiap masyarakat pasti akan mengalami perubahan,betapapun kecilnya perubahan itu dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial,norma-norma,sosial,pola-pola perilaku,organisasi dan interaksi sosial.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda keadaan yang tidak serasi.

1.Faktor-faktor penyebab dinamika kebudayaan

A.Faktor Ekstern

1.Adanya bencana alam,terjadinya gempa bumi,taupan,banjir bandang dan yang lainnya.
2.Terjadinya peperangan
3.Adanya kontak dengan masyarakat laun
a.Akulturasi
b.Difusi


Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan tertentu yang dihadapkan dengan unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain
c.Penetrasi
d.Invasi
e.Asimilasi
f.Hibridasi

B.Faktor intern

1.Adanya penemuan-penemuan baru yang diterima oleh masyarakat
2.Bertambah atau berkurangnya penduduk
3.Terjadinya konflik atau pertentangan dalam masyarakat
4.Terjkadinya revolusi dalam tubuh masyarakat itu sendiri.


Pengukuran Budaya

Pemasar dapat menggunakan berbagai prosedur untuk mengukur kandungan budaya yaitu melalui analisis kandungan budaya, penelitian etnografis dan pengukuran nilai. Pendekatan yang umum dipakai adalah dengan penelitian konsumen melalui wawancara, survei, telepon bahkan fokus group). Analisis kandungan budaya dapat dilakukan dengan mengamati obyek material yang ada dalam kelompok sosial, misalnya komik yang beredar di kalangan anak-anak sering berisi tentang nilai-nilai persahabatan, nilai agama, bahkan ini dapat diamati selama periode waktu tertentu, seperti perubahan peran wanita yang bekerja dalam puluhan tahun terakhir sehingga iklan dapat disentuhkan dengan keberadaan mereka. Pengukuran nilai cenderung dilakukan secara langsung untuk melihat nilai dominan, dengan alat penilaian tertentu seperti rangking nilai yang dominan dan menggunakan metode statistik tertentu.
Beberapa perubahan pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :

    Tekanan pada kualitas
    Peranan wanita yang berubah
    Perubahan kehidupan keluarga
    Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
    Waktu senggang yang meningkat
    Pembelian secara impulsif

2.4 Sub-Budaya Dan Interaksinya
Subbudaya adalah kelompok budaya berbeda yang ada sebagai sebuah segmen yang dapat
dikenali dalam suatiu mas



    Sub-Budaya Agama

karena bervariasi dan pluraris serta sifatnya yang pribadi membuat kelompok agama mempunyai pengaruh penting bagi konsumsi suatu masyarakat, kelompok keagamaan akan memperlihatkan preferensi dan tabu yang spesifik. Pemasar hendaknya dapat memperhatikan secara seksama preferensi dan tabu yang spesifik atas barang yang dihasilkan karena akan mempengaruhi perilaku pembeli dari sub- budaya kelompok kagamaan yang dimaksud.
Bagi pemasar di Indonesia, dimana mayoritas penduduknya beragama Islam mengharuskan mereka untuk mendapatkan sertifikasi halal untuk setiap produk yang berhubungan dengan makanan. Konsumen yang beragama Islam lebih cenderung memperhatikan kehalalan suatu produk, sebelum dia membeli produk tersebut, seperti perusahaan yang memproduksi Ajinomoto yang beberapa waktu lalu mempromosikan produknya secara gencar mengenai kehalalan produknya Di Bali yang sebagian besar penduduknya beragama Hindu, mengharuskan seorang pemasar untuk tidak memasarkan produk makanan yang mengandung daging sapi. Bagi pemeluk agama Budha dan agama Kristen Advent yang tidak mengkonsumsi daging merupakan pasar tersendiri bagi seorang pemasar, misalnya dengan membuka rumah makan/ restoran vegetarian.

    Sub-Budaya Geografis dan Regional

Daerah geografis suatu negara kadang mengembangkan budayanya sendiri. Daerah barat daya merika Serikat dikenal karena gaya hidup kasual yang meninjolkan busana yang nyaman, hiburan luar rumah, dan olahraga yang aktif dan juga tampak lebih inovatif ke arah produk baru sperti bedak kosmetisbila dibandingkan dengan sifat konservatif dan malu-malu yang mencirikan beberapa daerah negara tersebut. Di Indonesia masyarakat perkotaan/ kota besar pada umumnya menyukai jenis hiburan yang berhubungan dengan alam, lain halnya dengan masyarakat yang tinggal di daerah kabupaten atau kota kecil yang lebih memilih berlibur ke kota. Selain gaya hidup iklim juga menghasilkan suatu inti dari nilai-nilai di dalam suatu daerah geografis. Contohnya, Indonesia ada daerah-daerah tertentu yang iklimnya agak dingin, seperti daerah Jawa barat (lembang), perusahaan juga harus menyesuaikan produk apa yang sesuai untuk di pasarkan di daerah tersebut, misalnya baju/ pakaian hangat(sweater).

Di Indonesia misalnya untuk produk mobil, pada daerah indonesia bagian barat khususnya daerah Sumatera yang masyarakatnya yang sebagian besar berusaha di bidang perkebunan lebih memilih/mengutamakan menggunakan kendaraan jenis “jeep”. Di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan mobil dengan ukuran kecil, pemasaran dalam hal ini Suzuki memasarkan mobil dengan nama Karimun dan Daihatsu dengan merek Ceria. Untuk wilayah Indonesia bagian timur khususnya daerah Papua yang masyarakatnya secara ekonomi masih kurang dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, maka jenis kendaraan roda dua akan lebih diminati.

    Pasar anak dan remaja

Pasar anak dan remaja menjadi sangat penting bukan hanya karena mereka memilki pengaruh besar dalam pembelian rumah tangga,tapi juga daya beli mereka yang terpisah. Usia pasar anak dan remaja antara 7 sampai 19 tahun, selain alasan diatas mereka dianggap penting karena mereka juga sering ikut melakukan kegiatan pembelian bahkan ikut membuat/ menentukan daftar barang belanjaan. Di Indonesia hampir semua iklan melibatkan anak-anak dan remaja dalam komunitas suatu keluarga. Misalnya iklan”kecap bango”, iklan “Pasta Gigi Pepsodent”, iklan “Sabun Cuci Rinso” dan lain-lain.

    Pasar Baby Boomer

Yang dimaksud dengan Baby Boomer adalah mereka yang berumur antara 30-an sampai 40-an, dimana mereka memasuki tahun-tahun puncak penghasilan dan pengeluarannya. Kelompok ini menekankan arti pentingnya kesehatan dan olahraga serta pendidikan. Baby boomer memiliki dampak yang kuat pada pasar perumahan, mobil, panganan, pakaian, kosmetik dan jasa keuangan.
Para boomer yang berstatus orang tua baru adalah pasar yang paling menarik bagi para pemasar. Pasar untuk produk anak-anak juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan diatas.
Misalnya, penjualan mainan diharapkan meningkat dua kali lebih cepat dari populasi anak-anak yang menjadi sasaran mereka. Pasar lain, seperti jasa perawatan anak dan peranti lunak komputer untuk anak kecil, dapat meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun kedepan.

    Pasar Dewasa

Yang termasuk dalam usia pasar dewasa adalah yang berumur 55-64 disebut lebih dewasa, 65-74 disebut tua, 75-84 disebut tua sekali, dan renta diatas 85 tahun. Biasanya, pemasar mengabaikan pasar dewasa, mungkin karena diasumsikan memiliki daya beli yang rendah. Namun demikian, di samping jumlahnya yang besar, karakteristik ekonomis pasar ini layak mendapat perhatian penuh. Walaupun sebagian anggota kelompok ini tidak lagi bekerja, mereka sering sekali memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan dalam jumlah yang cukup besar.
Golongan tua merupakan pasar yang cukup besar untuk produk perawatan kulit, vitamin dan mineral, alat bantu kesehatan dan kecantikan, dan obat-obatan yang mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan kinerja sehari-hari.


    Sub-Budaya Usia

Kelompok usia dapat juga dianalisis sebagai sebuah sub-budaya karena sering memiliki
nilai dan perilaku yang berbeda, namun pemasaran harus berhati-hati dalam mensegmen
konsumen jika didasarkan pada usia mereka yang sebenarnya, karena sebagian konsumen
dewasa merasa mereka masih muda, sebaliknya ada pula konsumen remaja yang menganggap
dirinya sudah dewasa, hal semacam diatas dapat ditemukan misalnya dalam pernyataan” saya
merasa masih muda”, “ saya tidak menyadari bahwa saya sudah tua” atau “ saya merasa sudah
cukup dewasa”, pernyataan seperti di atas membuat seorang pemasar harus menganalisis ”
usia subjektif” atau “ usia kognitif” (usia yang dianggap sebagai usia yang dapat bagi diri pribadi
seseorang), namun tetap mengtamakan usia kronologi atau usia nyata.

    Sub-Budaya Jenis Kelamin

Untuk beberapa tujuan pemasaran, perbedaan jenis kelamin mungkin cukup signifikan
untuk memandang kedua jenis kelamin sebagai suatu sub-budaya yang berbeda. Kepemilikan
produk dipandang oleh sebagian pria sebagai cara untuk mendominasi dan mengungkapkan
kekuasaan atas orang lain, membedakan dirinya dari orang lain dan mungkin bentuk terselubung
dari agresi terhadap orang lain. Wanita, sebaliknya, cenderung menilai tinggi barang milik yang
dapat memperkuat hubungan personal dan sosial. Sebagian pemasar melihat bahwa sangat
bermanfaat untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berbeda untuk sub-budaya pria dan
wanita. Misal: Samsung yang mengeluarkan produk handphone yang diberi nama Samsung
Queen A-400 yang dkhususkan untuk wanita dan Samsung Blue Cool yang dikhususkan untuk
pria, Mie instans yang bermerek Cinta Mie yang mengandung Vitamin E untuk kulit
(kecantikan) diprioritaskan untuk para wanita.

KESIMPULAN DAN SARAN
Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol, yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Budaya bukan hanya bersifat abstrak tetapi bisa berbentuk objek material seperti rumah, kendaraan, peralatan elektronik, pakaian, undang-undang, makanan, minuman, musik, teknologi, dan bahasa.
Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Makna budaya akan dipindahkan ke produk dan jasa, dan produk kemudian dipindahkan ke konsumen dalam bentuk pemilikan produk (possession ritual), pertukaran (exchange ritual), pemakaian (grooming ritual), dan pembuangan (divestment ritual).
Dalam pemasaran, analisis lintas budaya sering memerlukan pengidentifikasian implikasi kultur terhadap peran-peran pembelian keluarga, fungsi produk, desain produk, aktivitas promosi dan penjualan, sistem saluran dan penentuan harga. Etnis dapat diartikan sebagai kelompok orang yang mempunyai norma dan nilai spesifik yang sama dalam persepsi dan kognisi yang berbeda dengan persepsi dan kognisi kelompok lain dalam masyarakat yang lebih luas, nilai ini dapat terbentuk dari segi fisik, agama, geografis atau faktor lainnya namun tidak mutlak



DAFTAR PUSTAKA
Schiffman, Leon. Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Indonesia: Mancanan Jaya Cemerlang.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indinesia
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prenada Media Group
http://rukmanapsikologi.blogspot.co.id/2014/01/pengaruh-budaya-dan-subbudaya-terhadap.html
Gundala. 2010. Variasi Lintas Budaya dalam Perilaku Konsumen. [online]. (http://sosbud.kompasiana.com/2010/04/21/variasi-lintas-budaya-dalam-perilaku-konsumen-123097.html